DALAM pemahaman berbagai agama, nama
seseorang mempunyai suatu kekuatan yang istimewa. Nama merupakan petunjuk,
perlambang, simbol, representasi dari sebuah hasrat adiluhung yang dengan cara
misterius mempengaruhi orang-orang yang diberi nama. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan bahwa kaum Muslim beranggapan bahwa nama Nabi mengandung suatu
berkah yang sangat istimewa.
Muhammad dan Ahmad
Hassan bin Tsabit, penyair Nabi, dalam salah
satu syairnya menunjukkan hubungan antara nama Muhammad dan mahmud, salah satu
nama Allah. Muhammad adalah bentuk pasif-partisip dari bentuk kedua kata kerja
hamada “memuji, menyanjung,” dan mengandung arti “(dia yang) patut dipuji,
(orang yang) sering disanjung.” Mahmud adalah bentuk pasif-partisip dari bentuk
pertama dari akar kata kerja yang sama, “(dia yang) dipuji, kepada siapa pujian
ditujukan.” Karena surat pertama dalam al-Quran dimulai dengan Al-Hamdu lillah,
“Segala puji bagi Allah”, maka Allah adalah “Yang patut dipuji,” yaitu mahmud
par excellence. Al-Darimi, pengumpul hadis abad kesembilan, menjelaskan bahwa
Nabi bernama Muhammad dan Ahmad. Umatnya adalah umat terpuji (hamd) yang ritus
shalatnya dimulai dengan pujian (hamd).
Di antara nama-nama itu, Ahmad telah
mendapatkan makna khusus dalam teologi Islam. Surat 61:5 menyatakan bahwa Allah
akan “mengutus seorang nabi dengan nama Ahmad,” atau “yang namanya sangat patut
dipuji.” Kalimat ini dianggap oleh kaum Muslim sebagai acuan kepada Paraclete
yang kehadirannya telah diramalkan dalam Kitab Injil Yahya. Dengan penafsiran
semacam itu, Ahmad menjadi diterima secara umum sebagai nama Nabi dalam Kitab
Taurat dan Injil. Dalam Mastnawi-nya, Rumi mengatakan bahwa beberapa orang
Kristen kuno suka mencium nama Ahmad dalam Injil.
Di samping nama-nama yang disebutkan oleh Nabi
sendiri, kaum Muslim mengembangkan berbagai nama untuknya yang mereka katakan
berasal dari al-Quran atau hadis. Tetapi bahkan sembilan puluh sembilan nama
tampaknya tidaklah cukup bagi Nabi. Segera saja dua ratus nama dikemukakan satu
demi satu, selanjutnya bahkan seribu nama. Kepercayaan umum menyatakan bahwa
Nabi dipanggil dengan nama tertentu oleh setiap jenis makhluk. Para penyair
juga tak henti-hentinya menemukan nama-nama baru bagi Nabi tercinta. Rangkaian
julukan yang indah-indah ini, yang dikemukakan dengan sangat mencolok segera
dikenal di mana-mana. Selanjutnya atribut-atribut Nabi sering digunakan sebagai
nama-nama panggilan, baik secara sendiri-sendiri, atau dengan digabungkan.
Nama Nabi untuk Kelahiran Anak Laki-laki
Karena nama Muhammad mengandung berkah yang
sangat kuat, setiap anak lelaki harus diberi nama itu, atau paling tidak salah
kata jadiannya atau padanannya. Imam Ja’far al-Shadiq, Imam Keenam Syi’ah,
menyatakan bahwa Allah akan menyeru pada Hari Kiamat: “Setiap orang yang
bernama Muhammad hendaklah bangkit dan masuk surga!”
Tetapi penggunaan nama untuk setiap anak
laki-laki juga mengandung aspek lain. Dikhawatirkan sejak tahun-tahun pertama
Islam bahwa nama Nabi mungkin akan menjadi ternoda karena terus-menerus dipakai
di kalangan orang beriman. Tentu saja, kaum Muslim juga memanggil anak-anak
mereka dengan nama-nama dari para nabi terdahulu, seperti Musa, Sulaiman, atau
‘Isa. Tetapi, tidakkah menyakitkan hati jika kita mendengar para orangtua
mencela putra mereka Muhammad, mengata-ngatainya, atau jika ada orang yang
bernama Muhammad dinyatakan sebagai penipu atau pezina?
Satu cara untuk mengatasi kesulitan itu
adalah dengan menambahkan satu kata penghormatan jika menyebut nama Nabi,
seperti misalnya sayyidina. Cara lainnya adalah dengan vokalisasi yang berbeda
jika digunakan untuk manusia biasa. Orang juga mungkin memendekkan nama itu.
Dengan demikian, kita tidak perlu takut menodai nama Nabi yang mulia.
Berikut ini adalah nama-nama mulia Muhammad
saw:
• ‘Abduhu, Hamba-Nya (surat 17:1, 53:10)
• ‘Abdullâh, Hamba Allah
• ‘Âdil, Yang Adil
• ‘Âqib, Yang Mengikuti, Yang Terakhir
• Abthahî, Milik al-Bathha (daerah di seputar
Makkah)
• Ahmad (surat 61:6)
• Âkhir, Terakhir. Juga sebuah nama Allah
• Amîn, Yang Terpercaya (surat 26:107, 81:21)
• Amîr, Pangeran, Pemimpin
• Aulâ’, Yang Lebih Patut, Yang Lebih Baik
(surat 33:6)
• Awwal, Pertama. Juga sebuah nama Allah
• Azîz, Yang Mulia (surat 9:128). Juga sebuah
nama Allah
• Basyîr, Pembawa Kabar-kabar Baik (surat
7:88)
• Bâthin, Yang Batin. Juga sebuah nama Allah
• Dâ’î, Penyeru (surat 33:46)
• Fâtih, Yang Membuka, Yang Menaklukkan
• Habîb Allâh, Sahabat Tercinta Allah
• Hâdî, Yang Memandu ke Kebenaran (surat
13:7)
• Hafî, Yang Tahu (surat 7:187)
• Hâfizh, Yang Menjaga. Juga sebuah nama
Allah
• Hakîm, Yang Arif, Bijaksana. Juga sebuah
nama Allah
• Hamid, Yang Memuji
• Hâ-mîm (permulaan surat 40:46)
• Haqq, Kebenaran (surat 3:86)
• Hârîsh ‘alaikum, Penuh Perhatian terhadap
Anda (surat 9:128)
• Hasîb, Yang Mulia. Juga sebuah nama Allah
• Hâsyimî, Dari Keluarga HASyim
• Hâsyir, Yang Mengumpulkan Manusia (pada
Hari Kiamat)
• Hijâzî, Dari Hijaz
• Jawwâd, Yang Pemurah
• Kalîm Allâh, Dia yang kepadanya Allah
Berfirman (biasanya nama kehormatan Musa)
• Kâmil, Yang Sempurna
• Karîm, Yang Pemurah (surat 81:19). Juga
sebuah nama Allah
• Khalîl, Sahabat Baik (biasanya nama
kehormatan Ibrahim)
• Khâtam al-Anbiyâ’, Penutup Para Nabi (surat
33:40)
• Khâtim, Penutup (surat 33:40)
• Ma’lûm, Termasyhur
• Ma’mûn, Tepercaya
• Mad’û, Yang Diseru
• Mahdî, Yang Terbimbing Baik
• Mâhî, Yang Menghapus (kedurhakaan)
• Mahmûd, Yang Terpuji
• Manshûr, Yang Ditolong (oleh Allah), Yang
Berjaya
• Masyhûd, Yang Tersaksikan
• Matîn, Yang Kukuh
• Mishbâh, Dian, Lampu (surat 24:35)
• Mubasysyir, Pembawa Kabar Baik (surat
33:45)
• Mubîn, Jelas, Nyata (surat 15:89)
• Mudatstsir, Yang Berselimut (surat 73:1)
• Mudharî, Dari Suku Mudhar
• Mudzakkir, Yang Mengingatkan
• Muhammad (surat 3:144, 33:40, 47:2, 48:29)
• Muharram, Yang Terlarang, Suci
• Mujîb, Yang Menjawab. Juga sebuah nama
Allah
• Mujtabâ, Yang Terpilih
• Mukarram, Yang Mulia
• Munîr, Bercahaya (surat 33:46)
• Munjî, Yang Menyelamatkan, Yang
Menyampaikan
• Muqtashid, Mengambil sebuah Jalan Tengah
(surat 35:32)
• Murtadhâ, Yang Diridhai
• Mushaddiq, Yang Menyatakan Kebenaran (surat
2:101)
• Mushthafâ, Yang Terpilih
• Mutha’, Yang Ditaati (81:21)
• Muthahhar, Suci
• Muthî’, Taat
• Muzammil, Yang Terbungkus (surat 74:1)
• Nabî al-Rahmah, Nabinya Rahmat
• Nabî al-Tawbah, Nabinya Tobat
• Nabî, Nabi (banyak terdapat dalam al-Quran)
• Nadzîr, Pemberi Peringatan (surat 33:45 dan
sering)
• Najî Allâh, Sahabat Karib Allah (biasanya
nama kehormatan Musa)
• Nâjî, Keselamatan
• Nâshir, Yang Menolong. Juga sebuah nama
Allah
• Qarîb, Dekat. Juga sebuah nama Allah
• Qâsim, Yang Membagi (sebenarnya Abû’l
Qâsim, ayah Qasim yang merupakan kunyah/julukan atau panggilan yang lazim untuk
Nabi)
• Qawî, Kuat. Juga sebuah nama Allah
• Quraisyî, Dari Suku Quraisy
• Ra’ûf, Lembut (surat 9:128). Juga sebuah
nama Allah
• Rahîm, Penyayang (surat 9:128). Juga sebuah
nama Allah
• Rasûl al-Malâhim, Rasulnya
Pertempuran-pertempuran Hari-hari Terakhir
• Rasûl al-Rahmah, Rasulnya Rahmat
• Rasûl, Rasul, Utusan (banyak terdapat dalam
al-Quran)
• Rasyîd, Yang Terbimbing (surat 11:78)
• Sayyid, Tuan (surat 3:39)
• Shâdiq, Yang Lurus, Tulus, Suci (surat
19:54), digunakan untuk Isma’il
• Shafî Allâh, Sahabat Tulus Allah (biasanya
nama kehormatan Adam)
• Sirâj, Dian, Lampu (surat 33:46)
• Syâfi, Yang Menyembuhkan
• Syâhid, Saksi (surat 33:45)
• Syahîd, Yang Menyaksikan, Saksi. Juga
sebuah nama Allah
• Syahîr, Termasyhur
• Syakûr, Yang Banyak Bersyukur. Juga sebuah
nama Allah
• Thâhâ (surat 20:1)
• Thâsîn (surat 27:1)
• Thayyib, Yang Baik
• Tihâmî, Dari Tihama
• Ummî, Buta Huruf (surat 21:107)
• Walî, Sahabat, Yaitu Menolong, Yang Berbuat
Kebaikan. Juga sebuah nama Allah
• Yâ Sîn (surat 36:1)
• Yatîm, Yatim (surat 93:6)
• Zhâhir, Yang Lahir, Eksternal. Juga sebuah
nama Allah.
(Annemarie Schimmel)
0 komentar :
Posting Komentar